Tiara debora simanjorang, balita mungil berumur 4 bulan ini wafat di igd rumah sakit mitra keluarga kalideres. nyawa debora tidak tertolong lantaran telat menemukan perawatan karna terkendala permasalahan duit wajah ataupun down payment (dp).
cerita pilu balita debora diunggah oleh birgaldo sinaga di account facebooknya. ibunda debora, henny silalahi berkata sudah menggambarkan seluruh kisahnya kepada birgaldo.
" seluruh yang dituliskan ayah birgaldo itu benar cerita tentang anak aku, silakan kutip dari situ. aku masih shock belum dapat bicara banyak, " ucap henny dikala dikonfirmasi kumparan, sabtu (9/9/2017).
cerita ini bermula pada minggu dini hari, 3 september 2017 dekat jam 02. 30 waktu indonesia barat (WIB), balita debora sesak napas. nafasnya tersengal. sebelumnya debora batuk - batuk berlendir. henny lekas membangunkan suaminya rudianto simanjorang. mereka memutuskan bawa bayinya lekas ke rumah sakit mitra keluarga kalideres.
jam 03. 30 waktu indonesia barat (WIB), motor dihidupkan. pagi buta mereka menembus dinginnya malam bawa balita mungil debora yang nampak pucat tertidur pulas. henny memandang seketika balita debora sesak napas.
balita debora lekas dilarikan ke igd rumah sakit mitra keluarga kalideres. dokter jaga yang lagi bertugas waktu itu, dokter iren langsung mengambil aksi pertolongan kesatu. debora dicek temperatur badannya, kemudian dikasih penguapan buat mengencerkan dahaknya. sembari dicoba pengecekan, bapak debora, rudianto dimohon mengurus administrasi penderita.
" jam 04. 10 waktu indonesia barat (WIB), kedua orang tua debora terpanggil dokter iren. hasil diagnosa dokter iren berkata sang balita debora wajib lekas dibawa ke ruang picu. kondisinya memburuk. penderita wajib dimasukkan lekas ke ruang picu buat membagikan pertolongan optimal, " kata birgaldo serupa dilansir dari account facebooknya.
orang tua debora dimohon buat membayar duit wajah rp 19. 800. 000 supaya anak mereka dapat lekas masuk ruang picu. tetapi dikala itu keduanya tidak memiliki cukup duit. mereka cuma mempunyai duit sebesar rp 5 juta.
" di kertas catatan harga itu tertera angka rp. 19. 800. 000 , - untuk pelayanan picu, " tulis birgaldo.
baca juga
video biksu jam perempuan, begini pembalasan masyarakat, amati videonya
doa qunut ustadz abdul somad buat muslim rohingya ini buat jamaah menitikkan air mata
miris, kedua orang tuanya tidak mampu bayar duit wajah, balita mungil ini wafat di igd rumah sakit mitra keluarga
rumah sakit senantiasa menolak balita debora dan juga memohon supaya lekas dilunasi duit dp. rudianto, bapak debora berkata ia mempunyai bpjs dan juga meminta supaya bayinya diselamatkan lebih dahulu. ia hendak berupaya mencari ketiadaan uangnya.
tetapi nyatanya pihak rumah sakit mengaku belum berkolaborasi dengan bpjs dan juga memohon buat senantiasa melunasi duit wajah.
orang tua debora cuma dapat menangis memandang anaknya kesakitan di ruang igd. " tolonglah mbak, anak aku kritis. ia kedinginan, butuh lekas masuk picu. mohonlah mbak, mohon, " ucap bapak debora ketika itu.
tidak terdapat jawaban. petugas administrasi cuma menanggapi datar. " ini ketentuan rumah sakit, silakan bayar duit wajah setimpal catatan harga picu, "
jam 06. 00 waktu indonesia barat (WIB), keadaan debora terus menyusut. dia masih di ruang igd. balita debora terus berjuang bertahan hidup tanpa dorongan kedokteran yang maksimal. dia dibiarkan kedinginan tanpa inkubator.
sedangkan kedua orang tuanya terus berupaya mencari rumah sakit yang memiliki ruang picu.
henny sudah coba mengontak sahabatnya buat mencari rumah sakit lain yang mempunyai layanan ruang picu dan juga berencana dipindah ke rumah sakit koja.
jam 09. 39 waktu indonesia barat (WIB) balita debora hendak dievakuasi ke rumah sakit koja. dokter di koja pula sudah berkordinasi dengan dokter rumah sakit mitra. jam 10. 00 waktu indonesia barat (WIB), perawat memanggil kedua orang tua debora, mereka mengabarkan keadaan balita debora memburuk.
mereka membagikan aksi cpr karna jantung balita debora menyudahi. henny memegang tangan anaknya. dingin sekali. kedua mata balita debora cuma terlihat putihnya. nyawa debora sudah tidak dapat diselamatkan.
" dia terus mengguncang badan debora. berupaya membangunkannya. henny terus menjerit, dia menangis kencang, matanya sembab. dia terus menjerit tidak terima balita mungilnya mati di igd, " kata birgaldo.
" bapak debora terguncang. dadanya bergetar. dia menjerit memeluk balita mungilnya. kedua orang tua debora tidak menyangka bayinya wafat dunia cuma karna duit wajah yang dimohon rumah sakit tidak dapat mereka cukupi, " tambah birgaldo.
kumparan sudah mengontak pihak rumah sakit mitra keluarga kalideres. di ujung telepon, seseorang wanita menanggapi dan juga memohon kumparan membagikan no hp, karna nanti pihak humas rumah sakit hendak mengontak membagikan penjelasan.
FB: https://www.facebook.com/Birgaldo/posts/10209899680917449
(sumber: http:// www. sinaran. me/2017/09/miris-kedua-orang-tuanya-tak-sanggu. html )
cerita pilu balita debora diunggah oleh birgaldo sinaga di account facebooknya. ibunda debora, henny silalahi berkata sudah menggambarkan seluruh kisahnya kepada birgaldo.
" seluruh yang dituliskan ayah birgaldo itu benar cerita tentang anak aku, silakan kutip dari situ. aku masih shock belum dapat bicara banyak, " ucap henny dikala dikonfirmasi kumparan, sabtu (9/9/2017).
cerita ini bermula pada minggu dini hari, 3 september 2017 dekat jam 02. 30 waktu indonesia barat (WIB), balita debora sesak napas. nafasnya tersengal. sebelumnya debora batuk - batuk berlendir. henny lekas membangunkan suaminya rudianto simanjorang. mereka memutuskan bawa bayinya lekas ke rumah sakit mitra keluarga kalideres.
jam 03. 30 waktu indonesia barat (WIB), motor dihidupkan. pagi buta mereka menembus dinginnya malam bawa balita mungil debora yang nampak pucat tertidur pulas. henny memandang seketika balita debora sesak napas.
balita debora lekas dilarikan ke igd rumah sakit mitra keluarga kalideres. dokter jaga yang lagi bertugas waktu itu, dokter iren langsung mengambil aksi pertolongan kesatu. debora dicek temperatur badannya, kemudian dikasih penguapan buat mengencerkan dahaknya. sembari dicoba pengecekan, bapak debora, rudianto dimohon mengurus administrasi penderita.
" jam 04. 10 waktu indonesia barat (WIB), kedua orang tua debora terpanggil dokter iren. hasil diagnosa dokter iren berkata sang balita debora wajib lekas dibawa ke ruang picu. kondisinya memburuk. penderita wajib dimasukkan lekas ke ruang picu buat membagikan pertolongan optimal, " kata birgaldo serupa dilansir dari account facebooknya.
orang tua debora dimohon buat membayar duit wajah rp 19. 800. 000 supaya anak mereka dapat lekas masuk ruang picu. tetapi dikala itu keduanya tidak memiliki cukup duit. mereka cuma mempunyai duit sebesar rp 5 juta.
" di kertas catatan harga itu tertera angka rp. 19. 800. 000 , - untuk pelayanan picu, " tulis birgaldo.
baca juga
video biksu jam perempuan, begini pembalasan masyarakat, amati videonya
doa qunut ustadz abdul somad buat muslim rohingya ini buat jamaah menitikkan air mata
miris, kedua orang tuanya tidak mampu bayar duit wajah, balita mungil ini wafat di igd rumah sakit mitra keluarga
rumah sakit senantiasa menolak balita debora dan juga memohon supaya lekas dilunasi duit dp. rudianto, bapak debora berkata ia mempunyai bpjs dan juga meminta supaya bayinya diselamatkan lebih dahulu. ia hendak berupaya mencari ketiadaan uangnya.
tetapi nyatanya pihak rumah sakit mengaku belum berkolaborasi dengan bpjs dan juga memohon buat senantiasa melunasi duit wajah.
orang tua debora cuma dapat menangis memandang anaknya kesakitan di ruang igd. " tolonglah mbak, anak aku kritis. ia kedinginan, butuh lekas masuk picu. mohonlah mbak, mohon, " ucap bapak debora ketika itu.
tidak terdapat jawaban. petugas administrasi cuma menanggapi datar. " ini ketentuan rumah sakit, silakan bayar duit wajah setimpal catatan harga picu, "
jam 06. 00 waktu indonesia barat (WIB), keadaan debora terus menyusut. dia masih di ruang igd. balita debora terus berjuang bertahan hidup tanpa dorongan kedokteran yang maksimal. dia dibiarkan kedinginan tanpa inkubator.
sedangkan kedua orang tuanya terus berupaya mencari rumah sakit yang memiliki ruang picu.
henny sudah coba mengontak sahabatnya buat mencari rumah sakit lain yang mempunyai layanan ruang picu dan juga berencana dipindah ke rumah sakit koja.
jam 09. 39 waktu indonesia barat (WIB) balita debora hendak dievakuasi ke rumah sakit koja. dokter di koja pula sudah berkordinasi dengan dokter rumah sakit mitra. jam 10. 00 waktu indonesia barat (WIB), perawat memanggil kedua orang tua debora, mereka mengabarkan keadaan balita debora memburuk.
mereka membagikan aksi cpr karna jantung balita debora menyudahi. henny memegang tangan anaknya. dingin sekali. kedua mata balita debora cuma terlihat putihnya. nyawa debora sudah tidak dapat diselamatkan.
" dia terus mengguncang badan debora. berupaya membangunkannya. henny terus menjerit, dia menangis kencang, matanya sembab. dia terus menjerit tidak terima balita mungilnya mati di igd, " kata birgaldo.
" bapak debora terguncang. dadanya bergetar. dia menjerit memeluk balita mungilnya. kedua orang tua debora tidak menyangka bayinya wafat dunia cuma karna duit wajah yang dimohon rumah sakit tidak dapat mereka cukupi, " tambah birgaldo.
kumparan sudah mengontak pihak rumah sakit mitra keluarga kalideres. di ujung telepon, seseorang wanita menanggapi dan juga memohon kumparan membagikan no hp, karna nanti pihak humas rumah sakit hendak mengontak membagikan penjelasan.
FB: https://www.facebook.com/Birgaldo/posts/10209899680917449
(sumber: http:// www. sinaran. me/2017/09/miris-kedua-orang-tuanya-tak-sanggu. html )