Inilah suatu cerita nyata yang bisa jadi dapat membagikan cerminan untuk para perempuan tentang azab di tanah suci karna perihal yang bisa jadi aja sudah biasa dicoba tetapi tanpa disadari malah mengundang dosa.
banyak sudah kita mendengar hal - hal penunggu neraka yang sebagian besar yakni para perempuan? lalu kenapa dapat hingga serupa itu? nyatanya di dalam suatu hadist dikisahkan sebab kenapa neraka penduduk mayoritasnya merupakan para perempuan.
seselesainya dari shalat kusuf (shalat gerhana) , nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menggambarkan surga dan juga neraka yang diperlihatkan kepada dia kala shalat,
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“dan saya memandang neraka. saya belum sempat sama sekali memandang panorama alam serupa hari ini. dan juga saya amati nyatanya kebanyakan penghuninya merupakan para perempuan. ” mereka bertanya, “kenapa para perempuan jadi kebanyakan penunggu neraka, ya rasulullah? ” dia menanggapi, “disebabkan kekufuran mereka. ” terdapat yang bertanya kepada dia, “apakah para perempuan itu kufur kepada allah? ”
dia menanggapi, “ (tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan juga mengkufuri kebaikan (suami). seandainya engkau berbuat baik kepada salah seseorang istri kamu pada sesuatu waktu, setelah itu sesuatu dikala dia memandang darimu terdapat suatu (yang tidak berkenan di hatinya) tentu dia hendak mengatakan, ‘aku sama sekali belum sempat memandang kebaikan darimu’. ” (hr. bukhari nomor. 5197 dan juga muslim nomor. 907).
menelisik dari perihal tersebut, inilah suatu cerita nyata yang bisa jadi aja sanggup menggambarkan gimana pedihnya siksa neraka untuk seseorang wanita yang lalai dari perintah - nya. terlebih lagi perempuan tersebut hingga menangis dan juga membikin seseorang ustazah merinding karenanya.
berikut kisahnya.
sepanjang kira - kira 9 tahun menetap di mekah sembari menguruskan jemaah haji dan juga umrah, aku telah lewat bermacam pengalaman menarik dan juga yang getir. gimana juga, dalam banyaknya kejadian yang aku alamiah, terdapat satu peristiwa yg tidak hendak sempat aku dapat lupakan. cerita ini terjalin kepada seseorang perempuan yg berumur di pertengahan 30 - an pada dikala aku mengurus satu rombongan haji.
setibanya perempuan tersebut dan juga rombongan haji di lapangan terbang jeddah kami sambut deangn suatu bis. seluruhnya nampak riang karena ini merupakan kesatu kalinya mereka melakukan haji. sehabis itu aku bawa mereka menaiki bis dan juga dari sana, kami mengarah ke madinah.
alhamdulillah, segalanya berjalan bisa dengan mudah sampai kami hingga di madinah. datang di madinah, seluruh orang turun dari bis. turunlah mereka satu persatu hingga datang pada giliran perempuan tersebut. tanpa karena yang jelas seketika perempuan itu jatuh tidak sadarkan diri, yang secara langsung sehabis tiba bumi madinah.
bagaikan orang yang diberi tanggung jawab buat mengurus jemaah itu, aku juga bergegas mengarah ke arah perempuan tersebut. “jemaah ini sakit” kata aku pada jemaah - jemaah yang lain.
atmosfer yang inginnya tenang dan merta bertukar jadi takut dan juga seluruh jemaah nampak panik atas peristiwa ini.
“badan ia panas dan juga menggigil. jemaah ini tidak sadarkan diri, kilat tolong aku, kita membawa ia ke rumah sakit” kata aku. tanpa membuang waktu, kami mengangkut perempuan tersebut dan juga membawanya ke rumah sakit madinah yang terletak tidak jauh dari sana. sedangkan itu, jemaah yang lain diantar ke tempat penginapan tiap - tiap. hingga di rumah sakit madinah, perempuan itu masih belum sadarkan diri. bermacam usaha dicoba oleh dokter buat memulihkannya, tetapi seluruhnya kandas.
sedangkan itu, tugas mengurus jemaah butuh aku teruskan. aku terpaksa meninggalkan perempuan tersebut di rumah sakit. tetapi dalam banyak aktivitas menguruskan jemaah, aku menghubungi rumah sakit madinah buat mengenali pertumbuhan perempuan tersebut. tetapi, aku diberi laporan kalau ia masih tidak sadarkan diri. selepas 2 hari, perempuan itu masih pula tidak sadarkan diri. aku kian takut, maklumlah, itu merupakan pengalaman kesatu aku berhadapan dengan suasana serupa itu.
seluruh usaha buat memulihkannya kandas, hingga perempuan itu dibawa ke rumah sakit abdul aziz jeddah buat memperoleh perawatan lanjut karena rumah sakit di jeddah lebih lengkap kemudahannya dibanding rumah sakit madinah. tetapi usaha buat memulihkannya masih tidak sukses. agenda haji wajib diteruskan. kami berangkat ke mekah buat mengerjakan ibadah haji. tuntas haji, aku langsung berangkat ke jeddah. malangnya, hingga rumah sakit abdul aziz, aku diberitahu oleh dokter kalau perempuan tersebut masih koma. bagaimanapun, kata dokter, keadaannya normal. memandang keadaannya itu, aku ambil keputusan buat menunggunya di rumah sakit.
sehabis 2 hari menunggu, kesimpulannya perempuan itu membuka matanya. dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, ia memandang ke arah aku dan juga terus memeluk aku dengan erat sembari menangis terisak - isak. kala itu aku amat bimbang, aku bertanya kepada perempuan tersebut,
“kenapa kalian menangis? ”
“ustazah…. aku taubat ustazah. aku menyesal, aku takkan berbuat lagi perihal yang tidak baik. aku bertaubat, betul - betul bertaubat. ”
“kenapa kalian seketika mau bertaubat? ” tanya aku masih dalam kondisi bimbang. perempuan itu terus menangis terisak - isak tanpa menanggapi persoalan aku itu. tidak lama setelah itu ia bersuara, menggambarkan kepada aku kenapa ia berkelakuan demikian, cerita yang untuk aku butuh diambil hikmahnya oleh kita seluruh.
katanya, “ustazah, aku ini sudah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. tetapi aku salah. aku ini hanya islam pada nama dan juga generasi aja. aku tidak sempat mengerjakan ibadah. aku tidak sholat, tidak puasa, seluruh amalan ibadah aku dan juga suami tidak sempat aku kerjakan, rumah aku penuh dengan botol minuman.
dengan suara tersekat - sekat, perempuan itu menggambarkan, “ustazah…allah itu maha besar, maha agung, maha kaya. semasa koma , aku telah diazab dengan siksaan yg betul - betul pedih atas seluruh kesalahan yg telah aku buat sepanjang ini.
“betulkah? ” tanya aku kaget. “betul ustazah. sepanjang koma itu aku telah ditunjukkan oleh allah tentang balasan yg allah beri kepada aku. balasan azab ustazah, bukan balasan syurga.
aku kerasa serupa diazab di neraka. aku ini seumur hidup tidak sempat gunakan hijab. bagaikan balasan, rambut aku ditarik dengan bara api. sakitnya tidak dapat aku ceritakan dengan perkata.
menjerit - jerit aku memohon ampun memohon maaf kepada allah. ” “bukan itu aja, buah [dada] aku juga diikat dan juga dijepit dengan penjepit yangg terbuat daripada bara api, setelah itu ditarik ke sana - sini…putus, jatuh ke dalam api neraka. buah [dada] aku sirna dibakar, panasnya bukan main. aku menjerit, menangis kesakitan. aku masukkan tangan ke dalam api itu dan juga aku ambil buah dada itu berulang. ”
tanpa mempedulikan penderita lain, suster juga mencermati perempuan itu terus menceritakan. baginya lagi, tiap hari ia disiksa, tanpa henti, 24 jam satu hari. ia tidak diberi waktu buat istirahat ataupun dilepaskan dari hukuman, sejauh masa koma itu dilaluinya dengan azab yg sangat pedih.
dengan suara terbata - bata, dengan berlinangan air mata, perempuan itu meneruskan ceritanya, “hari ke hari aku disiksa. apabila rambut aku ditarik dengan bara api, sakitnya merasa serupa kulit kepala yg turut terlepas. panasnya pula menimbulkan otak aku merasa serupa menggelegak.
azab itu pedih…pedih yang sangat sangat…tidak dapat aku ungkapkan. sembari menceritakan, perempuan itu terus meraung, menangis terisak - isak. nampak ia betul - betul menyesal atas seluruh kesalahannya. aku juga termenung, kaget dan juga menggigil mendengar ceritanya. amat pedih balasan allah kepada umatnya yang ingkar.
“ustazah… buat aku, islam cuma nama aja, tetapi aku minum alkohol, aku main judi dan juga seluruh berbagai dosa besar. karna aku suka makan dan juga minum apa yang diharamkan allah, semasa tidak sadarkan diri itu aku telah diberi makan buah - buahan yang berduri tajam.
buah yang tidak berisi melainkan cuma duri - duri aja, tetapi aku amat mau memakannya, karna aku betul - betul terasa lapar.
“bila dimakan buah - buah itu, duri - durinya menusuk tenggorokan aku dan juga apabila hingga ke perut merasa menusuk perut aku. sebaliknya jari yang tertusuk duri juga merasa sakitnya.
sehabis buah - buah jarum itu habis, aku diberi makan berbentuk bara - bara api. pada dikala aku masukkan bara api itu ke dalam mulut, segala tubuh aku kerasanya serupa dibakar hangus. panasnya hanya allah aja yang ketahui.
api yang terdapat di dunia ini tidak hendak sama dengan kepanasannya. sehabis memakan bara api itu, aku memohon minuman, tapi…saya dihidangkan dengan minuman yang terbuat dari nanah. baunya cukup busuk, aku terpaksa meminumnya karena aku amat terasa haus. seluruh terpaksa aku lalui, tidak sempat aku alamiah sejauh hidup di dunia ini. ”
aku terus mendengar cerita perempuan itu dengan tekun. amat merasa kebesaran allah. “semasa diazab itu, aku merayu meminta kepada allah biar dikasih nyawa sekali lagi, berilah aku kesempatan buat hidup sekali lagi. tidak menyudahi aku meminta. aku berjanji tidak hendak mengulangi kesalahan aku. aku berjanji tidak hendak ingkar atas perintah allah dan juga hendak jadi umat yg soleh. aku berjanji bahwa aku dihidupkan berulang, aku hendak perbaiki seluruh ketiadaan dan juga kesalahan aku dulu, aku hendak mengaji, hendak sholat, hendak puasa yang sepanjang ini aku tinggalkan. ”
aku termenung mendengar cerita perempuan itu. benarlah, allah itu maha agung dan juga maha berkuasa. kita manusia ini tidak hendak terlepas dari balasannya. bahwa baik amalan kita hingga baiklah balasan yang hendak kita terima, bahwa kurang baik amalan kita, hingga azablah kita di akhirat nanti.
alhamdulillah, perempuan itu telah melihat seorang diri kebenaran allah. “ini bukan mimpi ustazah. bahwa mimpi azabnya tidak hendak merasa hingga sepedih ini. aku bertaubat ustazah, aku tidak hendak ulangi lagi kesalahan aku. aku bertaubat… aku taubat nasuha, ” katanya sembari menangis - nangis. semenjak itu perempuan tersebut betul - betul berbeda. apabila aku membawanya ke mekah, ia jadi jemaah yang amat khusuk.
amal ibadahnya tidak sempat menyudahi. contohnya, bahwa perempuan itu berangkat ke masjid pada waktu maghrib, ia cuma hendak balik ke hotelnya selepas sholat subuh. “kenapa melaksanakan ibadah hingga tidak ingat waktu? kalian pula wajib melindungi kesehatan. pulanglah sehabis sholat isya, makan nasi ataupun tidurlah sejenak…” tegur aku.
“tidak apa - apa ustazah. aku bawa buah kurma. aku memakannya dikala aku terasa lapar. ” bagi perempuan itu, sejauh berposisi di dalam masjidil haram, ia mau membayar sholat yang ditinggalkannya dulu.
tidak hanya itu ia berdoa, mohon kepada allah biar mengampunkan dosanya. aku kasihan melihatkan kondisi perempuan itu, cemas karna ibadah dan juga tekanan perasaan yang keterlaluan ia hendak jatuh sakit. jadi aku menasihatkan biar tidak beribadah keterlaluan sampai mengabaikan kesehatannya.
“tidak boleh ustazah. aku takut…saya sudah merasakan pedihnya azab tuhan. ustazah tidak terasa, ustazah tidak mengenali kerasanya. bahwa ustazah sudah merasakan azab itu, ustazah pula hendak jadi serupa aku. aku betul - betul bertaubat. ”
perempuan itu pula berpesan kepada aku, katanya, “ustazah, bahwa terdapat wanita islam yang tidak gunakan hijab, ustazah ingatkanlah pada mereka, pakailah hijab. cukuplah aku aja yang merasakan siksaan itu, aku tidak ingin terdapat perempuan lain yang merasakan perihal serupa yang aku sudah rasakan.
semasa diazab, aku memandang larangan - larangan allah, salah satunya merupakan tiap sehelai rambut perempuan islam yang terencana diperlihatkan kepada lelaki yang bukan mahromnya, hingga ia dikasih satu dosa. bahwa terdapat 10 lelaki yang bukan mahrom memandang sehelai rambut aku ini, hingga aku memperoleh 10 dosa. ”
“tapi ustazah, rambut aku ini banyak jumlahnya, beribu - ribu. bahwa seseorang memandang rambut aku, itu berarti beribu - ribu dosa yang aku mampu. “saya bernazar, sepulang aku dari haji ini, aku memohon tolong dari ustazah biar ingin mengarahkan suami aku sholat, puasa, mengaji, dan juga mengerjakan seluruh ibadah.
aku mau mengajak suami berangkat haji. serupa aku, suami aku itu islam pada nama aja. tetapi itu seluruh merupakan kesalahan aku. aku sudah bawa ia masuk islam, tetapi aku tidak membimbing ia. bukan itu aja, sayalah yang jadi serupa orang yang bukan islam. ”
semenjak berulang dari haji itu, aku tidak mendegar cerita tentang perempuan tersebut. gimana juga, aku yakin ia sudah jadi perempuan yang betul - betul solehah. terdapatkah ia berbohong kepada aku tentang ceritanya diazab semasa koma? tidak. aku yakin ia mengatakan benar. bila ia berbohong, mengapa ia berbeda dan juga bertaubat nasuha? satu lagi, cobalah bandingkan azab yang diterimanya itu dengan azab yang ditafsirkan oleh allah dan juga nabi dalam al - quran dan juga hadish. terdapatkah dia berbohong?
benar, apa yang terjalin itu benar kita tidak mampu meyakinkannya secara saintifik, tetapi bukankah soal dosa dan juga pahala, syurga dan juga neraka itu masalah ghaib?
janganlah apabila kita sudah wafat dunia, apabila kita sudah diazab barulah kita ingin yakin kalau “oh… benar betul apa yang allah dan juga rasul katakan. saya menyesal…” itu sudah terlambat. raihlah 5 kesempatan saat sebelum tiba 5 rintangan, kaya saat sebelum miskin, bahagia saat sebelum sulit, sehat saat sebelum sakit, muda saat sebelum tua dan juga waktu hidup saat sebelum mati
walahualam bisawab, mudah - mudahan cerita ini bawa kita jadi umat yang lebih paham kalau dunia tidaklah tempat terakhir, masih terdapat akhirat, masih terdapat alam lain yang sudah menanti kita bagaikan mana dituliskan dalam (AL) qur’an. mudah - mudahan kita jadi umat yang tetap beribadah kepada allah.
( sumber: wajibbaca. com )
banyak sudah kita mendengar hal - hal penunggu neraka yang sebagian besar yakni para perempuan? lalu kenapa dapat hingga serupa itu? nyatanya di dalam suatu hadist dikisahkan sebab kenapa neraka penduduk mayoritasnya merupakan para perempuan.
seselesainya dari shalat kusuf (shalat gerhana) , nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menggambarkan surga dan juga neraka yang diperlihatkan kepada dia kala shalat,
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“dan saya memandang neraka. saya belum sempat sama sekali memandang panorama alam serupa hari ini. dan juga saya amati nyatanya kebanyakan penghuninya merupakan para perempuan. ” mereka bertanya, “kenapa para perempuan jadi kebanyakan penunggu neraka, ya rasulullah? ” dia menanggapi, “disebabkan kekufuran mereka. ” terdapat yang bertanya kepada dia, “apakah para perempuan itu kufur kepada allah? ”
dia menanggapi, “ (tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan juga mengkufuri kebaikan (suami). seandainya engkau berbuat baik kepada salah seseorang istri kamu pada sesuatu waktu, setelah itu sesuatu dikala dia memandang darimu terdapat suatu (yang tidak berkenan di hatinya) tentu dia hendak mengatakan, ‘aku sama sekali belum sempat memandang kebaikan darimu’. ” (hr. bukhari nomor. 5197 dan juga muslim nomor. 907).
menelisik dari perihal tersebut, inilah suatu cerita nyata yang bisa jadi aja sanggup menggambarkan gimana pedihnya siksa neraka untuk seseorang wanita yang lalai dari perintah - nya. terlebih lagi perempuan tersebut hingga menangis dan juga membikin seseorang ustazah merinding karenanya.
berikut kisahnya.
sepanjang kira - kira 9 tahun menetap di mekah sembari menguruskan jemaah haji dan juga umrah, aku telah lewat bermacam pengalaman menarik dan juga yang getir. gimana juga, dalam banyaknya kejadian yang aku alamiah, terdapat satu peristiwa yg tidak hendak sempat aku dapat lupakan. cerita ini terjalin kepada seseorang perempuan yg berumur di pertengahan 30 - an pada dikala aku mengurus satu rombongan haji.
setibanya perempuan tersebut dan juga rombongan haji di lapangan terbang jeddah kami sambut deangn suatu bis. seluruhnya nampak riang karena ini merupakan kesatu kalinya mereka melakukan haji. sehabis itu aku bawa mereka menaiki bis dan juga dari sana, kami mengarah ke madinah.
alhamdulillah, segalanya berjalan bisa dengan mudah sampai kami hingga di madinah. datang di madinah, seluruh orang turun dari bis. turunlah mereka satu persatu hingga datang pada giliran perempuan tersebut. tanpa karena yang jelas seketika perempuan itu jatuh tidak sadarkan diri, yang secara langsung sehabis tiba bumi madinah.
bagaikan orang yang diberi tanggung jawab buat mengurus jemaah itu, aku juga bergegas mengarah ke arah perempuan tersebut. “jemaah ini sakit” kata aku pada jemaah - jemaah yang lain.
atmosfer yang inginnya tenang dan merta bertukar jadi takut dan juga seluruh jemaah nampak panik atas peristiwa ini.
“badan ia panas dan juga menggigil. jemaah ini tidak sadarkan diri, kilat tolong aku, kita membawa ia ke rumah sakit” kata aku. tanpa membuang waktu, kami mengangkut perempuan tersebut dan juga membawanya ke rumah sakit madinah yang terletak tidak jauh dari sana. sedangkan itu, jemaah yang lain diantar ke tempat penginapan tiap - tiap. hingga di rumah sakit madinah, perempuan itu masih belum sadarkan diri. bermacam usaha dicoba oleh dokter buat memulihkannya, tetapi seluruhnya kandas.
sedangkan itu, tugas mengurus jemaah butuh aku teruskan. aku terpaksa meninggalkan perempuan tersebut di rumah sakit. tetapi dalam banyak aktivitas menguruskan jemaah, aku menghubungi rumah sakit madinah buat mengenali pertumbuhan perempuan tersebut. tetapi, aku diberi laporan kalau ia masih tidak sadarkan diri. selepas 2 hari, perempuan itu masih pula tidak sadarkan diri. aku kian takut, maklumlah, itu merupakan pengalaman kesatu aku berhadapan dengan suasana serupa itu.
seluruh usaha buat memulihkannya kandas, hingga perempuan itu dibawa ke rumah sakit abdul aziz jeddah buat memperoleh perawatan lanjut karena rumah sakit di jeddah lebih lengkap kemudahannya dibanding rumah sakit madinah. tetapi usaha buat memulihkannya masih tidak sukses. agenda haji wajib diteruskan. kami berangkat ke mekah buat mengerjakan ibadah haji. tuntas haji, aku langsung berangkat ke jeddah. malangnya, hingga rumah sakit abdul aziz, aku diberitahu oleh dokter kalau perempuan tersebut masih koma. bagaimanapun, kata dokter, keadaannya normal. memandang keadaannya itu, aku ambil keputusan buat menunggunya di rumah sakit.
sehabis 2 hari menunggu, kesimpulannya perempuan itu membuka matanya. dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, ia memandang ke arah aku dan juga terus memeluk aku dengan erat sembari menangis terisak - isak. kala itu aku amat bimbang, aku bertanya kepada perempuan tersebut,
“kenapa kalian menangis? ”
“ustazah…. aku taubat ustazah. aku menyesal, aku takkan berbuat lagi perihal yang tidak baik. aku bertaubat, betul - betul bertaubat. ”
“kenapa kalian seketika mau bertaubat? ” tanya aku masih dalam kondisi bimbang. perempuan itu terus menangis terisak - isak tanpa menanggapi persoalan aku itu. tidak lama setelah itu ia bersuara, menggambarkan kepada aku kenapa ia berkelakuan demikian, cerita yang untuk aku butuh diambil hikmahnya oleh kita seluruh.
katanya, “ustazah, aku ini sudah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. tetapi aku salah. aku ini hanya islam pada nama dan juga generasi aja. aku tidak sempat mengerjakan ibadah. aku tidak sholat, tidak puasa, seluruh amalan ibadah aku dan juga suami tidak sempat aku kerjakan, rumah aku penuh dengan botol minuman.
dengan suara tersekat - sekat, perempuan itu menggambarkan, “ustazah…allah itu maha besar, maha agung, maha kaya. semasa koma , aku telah diazab dengan siksaan yg betul - betul pedih atas seluruh kesalahan yg telah aku buat sepanjang ini.
“betulkah? ” tanya aku kaget. “betul ustazah. sepanjang koma itu aku telah ditunjukkan oleh allah tentang balasan yg allah beri kepada aku. balasan azab ustazah, bukan balasan syurga.
aku kerasa serupa diazab di neraka. aku ini seumur hidup tidak sempat gunakan hijab. bagaikan balasan, rambut aku ditarik dengan bara api. sakitnya tidak dapat aku ceritakan dengan perkata.
menjerit - jerit aku memohon ampun memohon maaf kepada allah. ” “bukan itu aja, buah [dada] aku juga diikat dan juga dijepit dengan penjepit yangg terbuat daripada bara api, setelah itu ditarik ke sana - sini…putus, jatuh ke dalam api neraka. buah [dada] aku sirna dibakar, panasnya bukan main. aku menjerit, menangis kesakitan. aku masukkan tangan ke dalam api itu dan juga aku ambil buah dada itu berulang. ”
tanpa mempedulikan penderita lain, suster juga mencermati perempuan itu terus menceritakan. baginya lagi, tiap hari ia disiksa, tanpa henti, 24 jam satu hari. ia tidak diberi waktu buat istirahat ataupun dilepaskan dari hukuman, sejauh masa koma itu dilaluinya dengan azab yg sangat pedih.
dengan suara terbata - bata, dengan berlinangan air mata, perempuan itu meneruskan ceritanya, “hari ke hari aku disiksa. apabila rambut aku ditarik dengan bara api, sakitnya merasa serupa kulit kepala yg turut terlepas. panasnya pula menimbulkan otak aku merasa serupa menggelegak.
azab itu pedih…pedih yang sangat sangat…tidak dapat aku ungkapkan. sembari menceritakan, perempuan itu terus meraung, menangis terisak - isak. nampak ia betul - betul menyesal atas seluruh kesalahannya. aku juga termenung, kaget dan juga menggigil mendengar ceritanya. amat pedih balasan allah kepada umatnya yang ingkar.
“ustazah… buat aku, islam cuma nama aja, tetapi aku minum alkohol, aku main judi dan juga seluruh berbagai dosa besar. karna aku suka makan dan juga minum apa yang diharamkan allah, semasa tidak sadarkan diri itu aku telah diberi makan buah - buahan yang berduri tajam.
buah yang tidak berisi melainkan cuma duri - duri aja, tetapi aku amat mau memakannya, karna aku betul - betul terasa lapar.
“bila dimakan buah - buah itu, duri - durinya menusuk tenggorokan aku dan juga apabila hingga ke perut merasa menusuk perut aku. sebaliknya jari yang tertusuk duri juga merasa sakitnya.
sehabis buah - buah jarum itu habis, aku diberi makan berbentuk bara - bara api. pada dikala aku masukkan bara api itu ke dalam mulut, segala tubuh aku kerasanya serupa dibakar hangus. panasnya hanya allah aja yang ketahui.
api yang terdapat di dunia ini tidak hendak sama dengan kepanasannya. sehabis memakan bara api itu, aku memohon minuman, tapi…saya dihidangkan dengan minuman yang terbuat dari nanah. baunya cukup busuk, aku terpaksa meminumnya karena aku amat terasa haus. seluruh terpaksa aku lalui, tidak sempat aku alamiah sejauh hidup di dunia ini. ”
aku terus mendengar cerita perempuan itu dengan tekun. amat merasa kebesaran allah. “semasa diazab itu, aku merayu meminta kepada allah biar dikasih nyawa sekali lagi, berilah aku kesempatan buat hidup sekali lagi. tidak menyudahi aku meminta. aku berjanji tidak hendak mengulangi kesalahan aku. aku berjanji tidak hendak ingkar atas perintah allah dan juga hendak jadi umat yg soleh. aku berjanji bahwa aku dihidupkan berulang, aku hendak perbaiki seluruh ketiadaan dan juga kesalahan aku dulu, aku hendak mengaji, hendak sholat, hendak puasa yang sepanjang ini aku tinggalkan. ”
aku termenung mendengar cerita perempuan itu. benarlah, allah itu maha agung dan juga maha berkuasa. kita manusia ini tidak hendak terlepas dari balasannya. bahwa baik amalan kita hingga baiklah balasan yang hendak kita terima, bahwa kurang baik amalan kita, hingga azablah kita di akhirat nanti.
alhamdulillah, perempuan itu telah melihat seorang diri kebenaran allah. “ini bukan mimpi ustazah. bahwa mimpi azabnya tidak hendak merasa hingga sepedih ini. aku bertaubat ustazah, aku tidak hendak ulangi lagi kesalahan aku. aku bertaubat… aku taubat nasuha, ” katanya sembari menangis - nangis. semenjak itu perempuan tersebut betul - betul berbeda. apabila aku membawanya ke mekah, ia jadi jemaah yang amat khusuk.
amal ibadahnya tidak sempat menyudahi. contohnya, bahwa perempuan itu berangkat ke masjid pada waktu maghrib, ia cuma hendak balik ke hotelnya selepas sholat subuh. “kenapa melaksanakan ibadah hingga tidak ingat waktu? kalian pula wajib melindungi kesehatan. pulanglah sehabis sholat isya, makan nasi ataupun tidurlah sejenak…” tegur aku.
“tidak apa - apa ustazah. aku bawa buah kurma. aku memakannya dikala aku terasa lapar. ” bagi perempuan itu, sejauh berposisi di dalam masjidil haram, ia mau membayar sholat yang ditinggalkannya dulu.
tidak hanya itu ia berdoa, mohon kepada allah biar mengampunkan dosanya. aku kasihan melihatkan kondisi perempuan itu, cemas karna ibadah dan juga tekanan perasaan yang keterlaluan ia hendak jatuh sakit. jadi aku menasihatkan biar tidak beribadah keterlaluan sampai mengabaikan kesehatannya.
“tidak boleh ustazah. aku takut…saya sudah merasakan pedihnya azab tuhan. ustazah tidak terasa, ustazah tidak mengenali kerasanya. bahwa ustazah sudah merasakan azab itu, ustazah pula hendak jadi serupa aku. aku betul - betul bertaubat. ”
perempuan itu pula berpesan kepada aku, katanya, “ustazah, bahwa terdapat wanita islam yang tidak gunakan hijab, ustazah ingatkanlah pada mereka, pakailah hijab. cukuplah aku aja yang merasakan siksaan itu, aku tidak ingin terdapat perempuan lain yang merasakan perihal serupa yang aku sudah rasakan.
semasa diazab, aku memandang larangan - larangan allah, salah satunya merupakan tiap sehelai rambut perempuan islam yang terencana diperlihatkan kepada lelaki yang bukan mahromnya, hingga ia dikasih satu dosa. bahwa terdapat 10 lelaki yang bukan mahrom memandang sehelai rambut aku ini, hingga aku memperoleh 10 dosa. ”
“tapi ustazah, rambut aku ini banyak jumlahnya, beribu - ribu. bahwa seseorang memandang rambut aku, itu berarti beribu - ribu dosa yang aku mampu. “saya bernazar, sepulang aku dari haji ini, aku memohon tolong dari ustazah biar ingin mengarahkan suami aku sholat, puasa, mengaji, dan juga mengerjakan seluruh ibadah.
aku mau mengajak suami berangkat haji. serupa aku, suami aku itu islam pada nama aja. tetapi itu seluruh merupakan kesalahan aku. aku sudah bawa ia masuk islam, tetapi aku tidak membimbing ia. bukan itu aja, sayalah yang jadi serupa orang yang bukan islam. ”
semenjak berulang dari haji itu, aku tidak mendegar cerita tentang perempuan tersebut. gimana juga, aku yakin ia sudah jadi perempuan yang betul - betul solehah. terdapatkah ia berbohong kepada aku tentang ceritanya diazab semasa koma? tidak. aku yakin ia mengatakan benar. bila ia berbohong, mengapa ia berbeda dan juga bertaubat nasuha? satu lagi, cobalah bandingkan azab yang diterimanya itu dengan azab yang ditafsirkan oleh allah dan juga nabi dalam al - quran dan juga hadish. terdapatkah dia berbohong?
benar, apa yang terjalin itu benar kita tidak mampu meyakinkannya secara saintifik, tetapi bukankah soal dosa dan juga pahala, syurga dan juga neraka itu masalah ghaib?
janganlah apabila kita sudah wafat dunia, apabila kita sudah diazab barulah kita ingin yakin kalau “oh… benar betul apa yang allah dan juga rasul katakan. saya menyesal…” itu sudah terlambat. raihlah 5 kesempatan saat sebelum tiba 5 rintangan, kaya saat sebelum miskin, bahagia saat sebelum sulit, sehat saat sebelum sakit, muda saat sebelum tua dan juga waktu hidup saat sebelum mati
walahualam bisawab, mudah - mudahan cerita ini bawa kita jadi umat yang lebih paham kalau dunia tidaklah tempat terakhir, masih terdapat akhirat, masih terdapat alam lain yang sudah menanti kita bagaikan mana dituliskan dalam (AL) qur’an. mudah - mudahan kita jadi umat yang tetap beribadah kepada allah.
( sumber: wajibbaca. com )